Pada 7 Juni 2013 sekitar jam 0100 pm Mama sampai ke Geneve. Pengalaman pertama cukup membuat Mama bingung, don't know where am I and where to go hehe (sounds like a victim of amnesia attack).. terlebih lagi mayoritas penduduk Swiss lebih fasih untuk berbahasa Perancis dibandingkan bahasa Inggris. Oooho poor me.. i don't even know a single word of French :). Tapi akhirnya Alhamdulillah.. berkat bantuan seorang teman bisa juga menemukan Hotel Cornavin yang ternyata hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit dari bandara (menggunakan stasiun kereta api). Jauh lebih singkat dibandingkan dengan proses pencariannya yang memakan waktu hampir 1 jam hehe. Wajar ya.. namanya saja new kids on the block ;)
Oya, awalnya agak serba salah juga. Di satu sisi kita merasakan kebutuhan untuk bisa bertanya pada penduduk lokal, tapi rata-rata mereka tidak bisa (atau tidak suka?) Bahasa Inggris hingga terkesan enggan untuk menjawab tapi di satu sisi kita juga tidak boleh terlalu percaya sama orang yang 'sok akrab'. Meskipun negara maju, tingkat kejahatan di Geneve juga ga kalah sama Jakarta. Salah satu kejahatan yang paling dikenal adalah copet. Lengah sedikit, uang tunai, dompet atau tas bisa melayang. Satu hal yang selalu diingatkan panitia sebelum keberangkatan ke Geneve adalah "Jangan sekali-sekali meletakkan tas/barang-barang tanpa pengawasan di tempat Konvensi. Hampir setiap tahun Delegasi Indonesia ada yang kehilangan barang bawaannya". Glekkk...
Berikut ini adalah beberapa catatan tentang Geneve, Switzerland:
1. Kota yang kecil, tenang dan bersih, sangat sedikit aktivitas di hari Minggu (Restoran dan toko-toko umumnya tutup)
2. Geneve bukan ibukota Swiss, melainkan Bern
3. Bandara Geneve kecil dan jauh dari kesan mewah meskipun menjadi kota tujuan tetap para Diplomat badan-badan dunia
4. Pemerintah men-support tourism dengan cara memberikan kartu fasilitas menggunakan kendaraan umum (Bis, Trem) - dalam kondisi normal, ini cukup karena transportasi yang umum digunakan adalah Bis dan Trem.
5. Kota dimana kantor badan-badan dunia berpusat antara lain ILO, UNICEF, UNHCR, UN(PBB) dan bahkan pendahulu UN, Nation League (Liga Bangsa-Bangsa)
6. Danau Geneve (Lake Geneva) adalah tempat dimana air mancur tertinggi di dunia berada
7. Hotel Cornavin adalah hotel yang pernah menjadi tempat persinggahan Tintin di Swiss
8. Manor adalah salah satu pusat perbelanjaan terlengkap
9. Berbatasan dengan Prancis (hanya kurang dari 1 jam perjalanan darat)
10. Bisa berbahasa Prancis akan lebih memudahkan komunikasi
11. Transportasi umum sangat reliable dan on time
12. Selalu waspada karena kejahatan dapat terjadi dimana saja. Pencopet umumnya terlihat sangat rapi dan sama sekali tidak mencurigakan.
13. Umumnya rambu lalu lintas "dapat dilanggar" oleh pejalan kaki karena pengguna kendaraan sangat mengutamakan pejalan kaki
14. Swiss tidak menggunakan mata uang Euro, namun menggunakan Swiss Franc dan barang-barang relative lebih mahal di banding negara-negara Eropa lain
15. Cafe de Paris adalah restaurant yang terkenal dengan steik-nya, dimana Presiden Pertama Indonesia, Bapak Ir. Soekarno konon pernah merasakan kelezatannya.
16. Restoran Favorite Delegasi Indonesia: Boky - Chinese Food karena kami bisa menemukan Nasi Goreng, Lumpia, Siomay yang rasa dan tampilannya persis seperti di Indonesia, kecuali harganya hehehe
No comments:
Post a Comment