Monday, October 24, 2016

Selamat Yaaa...

Senin, 24 Oktober 2016 menjelang adzan Isya, Mama sedang duduk-duduk di kursi ruang tamu, lalu tiba-tiba Mas Rifa keluar kamar dan mengucapkan ini:

Mas Rifa : "Ma.. kami sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Gajian yaaaaaa"  :)

Hehe tahu aja Mas Rifa..
Thanks for your kind attention., dear..
Kamu lagi kepengen beli apa sih sekarang, Nak? hehehe

~Love,
Mom

Sunday, October 23, 2016

I Love Rain...



Today is rain - almost all day long
and I enjoy it so much
Hmmm...
Certainly there's something about the rain
which bring a good feeling that I can't explain
it's a kind of romantic feeling - well I guess so :)

Kiddos,

I hope you love rain as much as I do
Cause rain is one of Allah gifts for us and the earth. 

Allohuma shoyyiban nafi'an...






Saturday, October 22, 2016

Inisiatif Mas Rifa...

Ini adalah beberapa kisah tentang Mas Rifa, our grown up 14 years old son.



Cerita #1:

Teteh udah beberapa hari disibukkan dengan kondisi kesehatan ibunya yang menurun. Beberapa kali Teteh ijin pulang cepat karena harus membawa ibunya kontrol ke rumah sakit.

Rifa : "Ma, kayanya ibunya Teteh udah beberapa kali keluar masuk rumah sakit, ya. 
Kayanya kita harus jenguk deh.."
Mama : "Oh iya ya Kak.. betul juga Kakak. Coba nanti kita liat waktu hari Sabtu ya."

Mama berpikir dalam hati : masya Allah ada betulnya juga Kakak, kenapa Mama ko ga kepikiran untuk jenguk ya? selama ini yang Mama lakukan menanyakan kabar, hanya titip salam dan kirim doa saja. Salut Kakak, sudah punya empati dan inisiatif yang baik. Semoga seterusnya seperti ini ya, Nak.

Cerita #2:

Sabtu pagi, ketika yang lain masih asyik di kamar, Mama membuka pintu ke arah belakang supaya angin pagi bisa masuk ke dalam rumah dan membawa kesegaran.  Tapi ketika melihat kolam Koi, Mama kaget sekali karena airnya sudah terkuras, hampir habis. 4 ekor ikan koi kesayangan sedang berusaha mencari air, sementara ikan hitam besar pembersih kutu Koi sudah tergeletak tak bernyawa di sisi luar kolam, tepatnya di atas dedaunan kecil.  Mama langsung panik dan berteriak memanggil Papa, Mas Rifa yang mendengar teriakan Mama juga langsung keluar dari kamar dan menuju kolam Koi.  Sambil menunggu Papa turun, Mama minta Mas Rifa mengambil ember dan mengisinya dengan air. Tapi apa yang Mas Rifa lakukan selanjutnya sungguh membuat Mama takjub!
Mas Rifa lari ke shower dan memasang selang ke kran air dan menyemprotkannya ke arah Koi.
Ya ampyuuuun.. sesuatu yang Mama tidak sempat pikirkan.
Well done, dear.  Good job! :)
Lagi-lagi Mama salut sama inisatif Mas Rifa.
Alhamdulillah..
Kembangkan terus inisiatifmu, Nak. Hal itu akan terus dibutuhkan, dimanapun Mas Rifa berada.
We really proud of you, Son.


Tuesday, October 11, 2016

Sepenggal Cerita Hari Ini...

Setelah sekian lama mengeluh dengan kebiasaan Ade yang seringkali harus ditunggu oleh mobil jemputannya, akhirnya Mama menemukan cara supaya kejadian seperti itu tidak terus menerus berulang. Setiap malam, Ade menyiapkan semua kebutuhannya untuk besok, termasuk memeriksa buku dan meminta tanda tangan untuk buku agenda hariannya.

Hasilnya?

Alhamdulillah..
Pagi berubah menjadi lebih 'indah'. Semua bisa lebih santai, menyiapkan dan melihat papa, Mas Rifa dan Ade menyantap sarapan ala kadarnya, berbincang, bercanda, dan berdoa. No more yelling, crying  and drama queen.

Pagi ini, Ade cerita..

Alya : "Ma, aku punya cerita yang menyedihkaaaaaan banget.."
Mama : "Apa, De..?"
Alya : "Ternyata Ma, setelah diteliti, Nutri**** sama Bua**** itu tidak mengandung vitamin C!"
Mama: "Oyaaa? Masa? Ko tau..?"
Alya : "Iya Ma, kan di tes sama guruku, ternyata memang Nutri****  ga ada vitamin Cnya lho. Bua**** masih ada vitamin Cnya meskipun sedikit. Nah bedanya sama gelas yang ada vitamin C-nya itu hasilnya keliatan banget bedanya..."
Mama : "Oooo.. Mama baru tahu tuh De hehe. Makanya jangan mau diboongin iklan ya, jangan jajan-jajan makanan minuman begitu.."
Alya : "Ahhh.. ini betul-betul berita yang menyedihkan karena aku suka sama Bua****.."

hehehe.. penonton kecewa banget sepertinya. Sabar ya Nak.. :)

Thursday, October 06, 2016

Wednesday, October 05, 2016

Perjalanan Rohani - Bagian 2

Bagian terpenting dari suatu perjalanan ibadah adalah persiapan mental, fisik serta barang-barang perlengkapan yang harus dibawa.

Ini adalah beberapa catatan terkait hal-hal tersebut:

1. Saran : Ikuti KBIH yang terpercaya. Jangan malas mencari info, membandingkan dan mencari KBIH yang recommended - karena ibadah haji sangat mungkin hanya sekali seumur hidup. Jadi persiapkan segala sesuatunya dengan matang, sebelum bertawakkal kepada Allah swt.
Makin awal mengikuti KBIH, makin banyak arahan/bimbingan yang diterima dan memaksimalkan penggunaan biaya KBIH.

2. Bagi yang tidak atau belum mengikuti KBIH, rajin-rajinlah untuk mengecek porsi/informasi keberangkatan ke website Depag/menghubungi Depag.

3. Ikuti arahan dan jalin hubungan baik dengan petugas kesehatan (puskesmas setempat) agar lebih mudah mendapatkan informasi terkait prosedur dan tes kesehatan yang harus dijalani oleh calon haji

4. Siap-siap melatih kebugaran fisik dengan membiasakan olah raga rutin, setidaknya jalan kaki minimal 30 menit setiap hari.
Tes Kesehatan akan mencakup tes kebugaran oleh Puskesmas setempat. Jadi bersiaplah untuk berlari 4 keliling lapangan sepak bola.  Bagi yang tidak kuat lari, jalan cepatpun diperbolehkan dan petugas nanti akan mengecek denyut nadi/detak jantung sebelum dan sesudah tes kebugaran.

5. Ikuti manasik, baca semua bahan bacaan yang sudah disiapkan pemerintah maupun KBIH.

6. Siapkan buku doa dan dzikir pilihan yang diperlukan, bayangkan bahwa waktu-waktu selama beribadah haji sebagian besar akan disibukkan dengan kegiatan ibadah. Pastikan tidak mati gaya dan upayakan agar memanfaatkan setiap saat dengan kegiatan yang bermanfaat, habluminnallah dan habluminannaas.

7. Pastikan hanya membawa barang-barang yang benar-benar diperlukan dari Indonesia. Bagasi terbatas, jangan sering-sering keliru membawa barang dan perlengkapan.  Ikuti arahan KBIH mengenai barang dan perlengkapan apa saja yang perlu dibawa. Umumnya KBIH sudah berpengalaman dan mengetahui do's and don'ts-nya.

8.  Perlengkapan:
a.  Pertimbangkan baik-baik pakaian berwarna putih, jika ingin membawanya. Umumnya jemaah haji saat ini lebih suka menggunakan pakaian warna hitam.
Alasannya?
Bisa jadi karena hitam tidak mudah terlihat kotor dan tidak terlihat kusut (jika tidak disetrika hehe)

Pengalaman pribadi: 2 gamis hitam dan 1 gamis putih dari Indonesia, cukup. Apalagi ditambah dengan koleksi abaya Madinah - lebih dari cukup.

b. Pakaian tidur: Daster kaos (tidak mudah robek, tidak tipis/menerawang) - 2 buah cukup

c. Disposable Underwear - sejumlah hari yang akan dijalani dengan membawa 10 cadangan.
Mungkin dapat dibeli di supermarket seperti Bin Dawood, Noori atau Panda - but why bother? 10 cadangan tidak akan makan tempat dan quota bagasi. Lagipula barang-barang disana lebih mahal daripada di Indonesia.



Tuesday, October 04, 2016

Perjalanan Rohani - Bagian 1

Cerita perjalanan rohani yang maha dahsyat ini dimulai setidaknya sejak 2008. Suatu keinginan yang sepertinya masih hanya sekedar dalam angan dan harapan, namun tidak diikuti dengan ikhtiar yang nyata.  Berharap Mama mendapatkan keberuntungan seperti Eyang atau Bunda Evy yang mendapatkan rejeki dari kantor untuk menunaikan ibadah haji. Hingga suatu saat, Allah swt memberikan petunjukNya seperti ini..

Ada kalanya, Mama membaca al Quran dengan acak, tidak berurutan. Dengan ijin Allah, seringkali, ayat yang dibaca secara acak itu berkaitan dengan suasana hati atau kebutuhan Mama saat itu. Masya Allah, Allah memang Maha Mengetahui dan Maha Mendengar.
Hingga suatu saat, Mama membaca Al Quran secara acak dan terbukalah surat Al Hajj - tepat di ayat pertama dan seterusnya. Di lain waktu, Mama membaca lagi secara acak, terbukalah kembali surat Al Hajj - tepat di ayat pertama dan seterusnya. Kejadian ini terus berulang hingga 3 kali. Masya Allah.. Mama kaget, dan mulai mengabarkan "keanehan" ini pada Papa.
Tidak sampai disitu, kejadian kembali terulang ke-4 kalinya dan Mama sangat bersemangat untuk menceritakan keanehan ini kepada Papa. Mama berlari ke lantai bawah mencari Papa dan saking semangatnya, Al Quran yang Mama ingin tunjukkan kepada Papa tertutup kembali secara tidak sengaja.
Yaaaah.. kecewa, padahal Mama ingin menunjukkan bahwa Al-Quran yang Mama buka secara acak kembali menunjuk kepada QS Al Hajj.
Tapi meski kecewa Mama menceritakan ulang apa yang Mama alami tadi kepada Papa sambil mencontohkan membuka Al Quran yang Mama pegang secara acak. Dan ternyata, Masya Allah... terbuka kembali QS Al-Hajj ayat pertama dan seterusnya.

Mama tercenung.
Subhanallah.  Apakah ini petunjukMu ya Allah?
Petunjuk bahwa kami harus segera menunaikan ibadah haji sesuai dengan kemampuan kami dan memulai rencana ini dengan lebih serius, tidak hanya mengharapkan rejeki pembiayaan dari kantor, tetapi dengan memulai menyimpan uang untuk keperluan ibadah haji tersebut.

Mungkin Allah swt mengingatkan.. "Kenapa ingin menunaikan ibadah haji tapi hanya mengandalkan jatah bantuan ibadah haji dari kantor? Kenapa tidak menunjukkan keseriusan dengan memulai menyiapkan tabungan haji, padahal kami sudah mampu?"
wallahu 'alam bissawab.
Ya Allah.. kami malu.
Bukan semata-mata rejekinya yang belum terkumpul, tapi lebih karena kurang adanya niat yang kuat untuk merealisasikannya dengan rejeki dan cucuran keringat sendiri. Ampuni kami ya Allah..

Waktu terus berjalan, niat tak pernah putus, ikhtiar tetap dijalankan - selain mendaftar bantuan ibadah haji di kantor juga mulai berniat mengumpulkan sebagian rejeki untuk mempersiapkan ibadah haji.

Bismillah..

(bersambung)