Hello Dear. Ini adalah postingan pertama Mama di 2018.
Malam ini, ditemani instrumentalia Richard Clayderman, Mama ingin menuangkan apa yang dalam 2 hari ini berada dalam pikiran Mama. Tentang apa?
Tentang Rezeki Allah SWT.
Pastinya kita semua sudah seringkali mendengar kata "Rezeki itu tidak akan tertukar" dan menyetujui kalimat tersebut, terlepas dari kenyataan apakah kita betul-betul memahami esensi dari kata-kata tersebut, atau hanya sekedar menyepakatinya jika kondisinya 'menguntungkan' untuk kita.
Beberapa kejadian yang Mama alami belakangan ini membuat Mama berpikir mengenai hal ini.
Saat ini Mama tahu, kita sedang 'berjuang' namun sekaligus pasrah dan ikhlas atas ketentuanNya. Keputusan untuk melepaskan beberapa hal yang kita cintai untuk sesuatu yang kita anggap lebih bermanfaat dan membuat hati lebih tenang, adalah suatu langkah yang tepat.
"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad)
So, we did great, folks. We are family and a team. I know we can do it together.
Always remember that - what doesn't kill us, make us stronger. Insya Allah.
Anyway, terkait hal ini, 2 hari yang lalu, Mama punya pengalaman yang menarik untuk direnungkan bersama.
Pagi hari di kantor, tiba-tiba salah satu petinggi mengirimkan calender meeting dengan judul 'consultation'. Suatu hal yang terdengar biasa, tapi tidak. Beliau tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Ada apa?
Singkat cerita akhirnya beliau menceritakan kegalauannya dan meminta pendapat Mama tentang suatu hal yang selama ini membuat beliau galau. Berkaitan dengan rezekinya yang sudah ada di depan mata, namun hal tersebut dapat dipengaruhi oleh suatu hal diluar kekuasaannya dan jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka beliau dapat dengalami 'kerugian' secara finansial. Diskusi dan tukar pendapat berjalan. End of session.
Setelah pertemuan tersebut, Mama tercenung dan memikirkan beberapa hal.
Ya Allah, inilah manusia, dengan segala kelemahan dan kekurangannya.
Pemikiran kehidupan duniawi seringkali membuat kita lupa terhadap ketentuan Allah swt tentang rezeki. Hitung-hitungan secara matematis, akhirnya membuat kita hanya berpikir untung rugi, dan tak jarang hal ini membuat kita lupa untuk bersyukur dan bahkan mengabaikan nilai-nilai harga diri.
Naudzubillahi min dzalik.
Sesungguhnya, jika kita percaya dan tawakkal kepada Allah, kita tidak boleh lupa bahwa semua yang terjadi dan kita miliki di dunia ini semata-mata terjadi hanya dengan kehendakNya dan apa yang menjadi rezeki kita tidak akan pernah tertukar dengan rezeki orang lain.
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-Aan'am : 59)
"Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Ia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Ia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya" (QS. Al Isra' : 30)
Ingat selalu pesan Mama:
(1) Setiap manusia sejak diberikan nyawa dalam kandungan ibunya telah memiliki 'jatah' rezeki masing-masing. Selama ia bernyawa, maka Allah sudah mengatur dan menjamin rezekinya di dunia.
Rezeki tidak hanya melulu berarti uang, tapi segala sesuatu yang kita perlukan untuk memelihara hidup.
Dari salah satu website Mama menemukan definisi dari Rezeki:
"Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan untukmu, entah berupa pakaian, makanan, sampai pada istri. Itu semua termasuk rezeki. Begitu pula anak laki-laki atau anak perempuan termasuk rezeki. Termasuk pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran dan penglihatan."
Rumaysho - Makna Rezeki dan Cara Mencarinya
(2) Dalam setiap rezeki yang kita terima, ada bagian rezeki dari orang lain. Jangan lupa untuk mengeluarkan bagian itu kepada mereka yang berhak melalui zakat, infaq dan sedekah.
(3) Jangan pernah berputus asa akan karunia dan rezeki dari Allah swt. Bersemangat dan berusahalah dengan sungguh-sungguh, untuk segala sesuatu yang sedang kalian jalani atau usahakan.
(4) Tanamkan jiwa yang 'kaya' dan berkecukupan. Selalu senanglah untuk berbagi, karena itu artinya kita memiliki kelebihan rezeki untuk dibagikan kepada orang lain.
Hindari meminta-meminta sesuatu yang belum tentu hak kita kepada orang lain. Ingatlah, jika memang itu hak kita, maka Allah akan menuntun jalan agar rezeki itu menjadi milik kita.
Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan karunia, rahmat, hidayahNya kepada kita, keluarga kita serta kaum muslimin dan muslimat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak mengenal kata putus asa dengan tetap bertawakkal dan ikhas dengan segala ketentuan-Nya.
Aamiin aamiin ya rabbal alamiin.
Love you kiddos.
Peluk cium,
~Mama
No comments:
Post a Comment