Friday, August 02, 2019

Lomba Panjat Pinang

Dear Mas Rifa dan Ade Alya..

Tahukah kalian bagaimana Mama mengibaratkan kesempatan untuk berbakti kepada orang tua adalah seperti perlombaan panjat pinang?

Kenapa panjat pinang?

Saat hari kemerdekaan, biasanya berbagai macam lomba diadakan.
Semua memiliki tantangan dan masing-masing memiliki hadiah tersendiri.
Tapi diantara semuanya, mungkin hanya lomba panjat pinang yang hadiahnya terlihat nyata di depan mata. Namun tak semua orang mau mengikutinya.
Hadiah perlombaan panjat pinang umumnya tanpa bungkus, beraneka ragam, dari yang kecil dan mungkin murah, sampai dengan yang terbesar dan mungkin paling mahal.
Mengapa tak berbungkus? Karena justru disitulah itulah daya tariknya.
Lalu mengapa tak banyak orang yang mau mengikutinya?
Jawabannya jelas, panjat pinang sama sekali bukan perlombaan yang mudah.
Bahkan tak sedikit orang yang belum memulainya saja sudah malas membayangkan bagaimana cara mencapai hadiah-hadiah tersebut.
Bagaimana ia harus berusaha keras mengalahkan pesaingnya,
Bagaimana badannya menjadi kotor, bau dan harus berlumuran dengan cairan menjijikkan.
Belum lagi resiko dan bayangkan akan terinjak, terdorong ke bawah, gagal atau bahkan terjatuh dari ketinggian.

Tapi Nak, lihatlah, saat peserta memutuskan untuk mengikuti perlombaan tersebut, maka kalian akan melihat semangatnya.  Semua tampak berusaha dan tak memiliki kesempatan berleha-leha, juga rela membiarkan badannya kotor dan berpeluh.
Mereka semua berusaha agar bisa meraih apa yang disiapkan oleh sang panitia, sebanyak-banyaknya.
Hingga akhirnya sang pemenang, berhasil menikmati usahanya dan boleh berbangga karena usahanya, kotor tubuhnya sama sekali tak sia-sia.

Anak-anak Mama yang bageur..
Begitu pula bakti terhadap orang tua.
Diantara kesempatan untuk banyak melakukan perbuatan baik, kadang-kadang anak lebih memilih untuk mengambil jalan yang lebih mudah, dibandingkan dengan jalan yang lebih sulit meskipun hadiahnya sudah jelas-jelas terpampang di depan mata.
Berbakti pada orang tua, sering kali dianggap beban dan membuat orang malas karena seringkali tak mudah, melelahkan dan membuat kita berpeluh.
Untuk berbakti membutuhkan niat, keinginan yang kuat dan juga usaha.
Jika bukan sekarang, kapan lagi saatnya kita membalas kebaikan orang tua terhadap kita?
Tak perlu menunggu didatangi penyesalan saat salah satu diantara kita dipanggil Sang Maha Pencipta.

Apakah akan mudah? seringkali tidak.
Apakah akan melelahkan? seringkali ya.
Apakah dapat dicapai dengan usaha yang ala kadarnya? seringkali tidak.

Menjaga adab serta berbakti terhadap orang tua seringkali dipandang sebagai hal yang sangat berat ...
Karena harus menyisihkan waktu dan perhatian pada hal-hal yang berbeda dengan keseharian dan mungkin tidak termasuk dalam daftar prioritas kita.
Karena harus menyempatkan diri untuk sekedar berbasa basi demi menyenangkan dan tak mengecewakan mereka.
Karena harus menyediakan segudang kesabaran saat mereka bertindak kekanakan dan memiliki banyak pengharapan yang tak sesuai dengan keinginan kita.
Karena mereka berbeda, kurang up to date, tak kekinian atau tak asyik seperti teman-teman kita.
Karena mereka bergerak melambat, mulai sakit-sakitan dan tidak segesit dulu lagi.
dan...
karena berjuta alasan yang membelenggu dan menghalangi langkah kita.

Nak, harap bersabar dengan kami ya, ini ujian..
Tak ada ujian yang berlangsung selamanya.
Akan tiba saat dimana anak dan orang tua akan terpisah dan semua penyesalan menjadi tak berguna.
Renungkanlah bahwa hanya dengan do'a, usaha dan kerja keras mereka, akhirnya kita bisa menjadi diri kita yang sekarang.
Tak ternilai jasanya dan tak akan pernah sebanding dengan harta dan kesuksesan apapun yang dimiliki seorang anak.

Maafkan selalu kesalahan orang tua, masukkan nama mereka selalu dalam doa-doa kita.
Mohonkan pada Allah agar setiap kebaikan yang kita kerjaan menjadi pahala bagi mereka.
Orang tua bukanlah mahluk yang sempurna, tak berbeda juga dengan diri kita yang penuh alfa.
Kasihi dan sayangi mereka, bahagiakan dan tenangkan hatinya.
Insya Allah keridhaan orang tua akan membawa kita pada keridhaan Allah, serta membawa keberkahan, kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Mama berharap Mas Rifa dan Ade Alya akan selalu mengingat pesan ini.
Jadilah pejuang untuk dirimu sendiri, keluarga kecilmu kelak dan kedua orang tuamu.
Tak pernah ada pahala yang terlalu kecil untuk setiap kebaikan yang kalian kerjakan.
Semoga Allah swt selalu menuntun kita di jalanNya dan tak membiarkan kita lalai dan tersesat sedetikpun dalam kehidupan ini.  Aamiin.

Love you as always,
Mama



No comments: